Selasa, 17 Mei 2016

Diam Yang Membawa Keberuntungan - Fikri Marino

    Dikisahkan bahwa ada seorang pedagang yang sedang bersepeda dengan terburu-buru menuju ke pasar. Karena jalan menuju pasar tersebut ramai, ia berteriak kepada orang-orang untuk memberinya jalan supaya tidak tertabrak sepedanya yang berjalan semakin cepat. Orang-orang minggir memberinya jalan, tetapi ada seorang wanita yang menghiraukan peringatan pedagang tersebut. Akhirnya sang pedagang menabrak wanita tersebut tanpa sengaja dan menjatuhkan semua belanjaan sang wanita. Sang wanita langsung marah-marah kepadanya, dan menuntut ganti rugi kepada sang pedagang.







     Lalu datang seorang polisi dan bertanya kepada sang wanita kenapa ia marah-marah kepada sang pedagang. Ia pun menceritakan kejadian yang telah menimpanya tersebut.
      Polisi : “Mungkin dia tidak sengaja” Wanita itu membantah. Sementara itu sang pedagang diam saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan kepada sang wanita, polisi bertanya kepada si pedagang. Namun ia tetap diam, tidak menjawab satu pertanyaan pun. Sang polisi akhirnya berkata pada wanita.
Polisi : “Mungkin orang ini bisu,sehingga tidak dapat memperingatkanmu tadi”
Wanita : “Tidak mungkin! Aku mendengarnya berteriak tadi, mana mungkin sekarang bisu. Pokoknya saya minta ganti rugi”
Sang polisi tersenyum dan berkata : “kalau kau mendengar ia berteriak tadi,kenapa engkau tidak minggir? Jika ia sudah memperingatkanmu, berarti dia tidak salah namun kau yang tidak memperdulikannya.”

  Mendengar pernyataan polisi tersebut, wanita tersebut bingung bercampur malu. Ia baru menyadari ucapannya tersebut dapat menjadi bumerang untuk dirinya. Akhirnya wanita tersebut pergi dan sang lelaki selamat dari tuduhan tersebut.

Minggu, 08 Mei 2016

Kisah Renungan Tentang 2 Orang Pemuda - Fikri Marino

     Berhubung hari ini saya tidak ada kegiatan yang sangat penting. Kali ini saya akan membagikan sebuah kisah tentang perdebatan 2 orang pemuda , semoga kita dapat mengambil hikmahnya.
          


     Suatu hari , ada 2 pemuda yang sedang berdebat hebat dan nyaris beradu fisik. Mereka berdua berdebat tentang hasil dari 4x4. Pemuda 1 mengatakan hasilnya adalah 16 , sementara pemuda 2 tetap yakin bahwa hasil 4x4 adalah 14.
     Pemuda 1 akhirnya menantang pemuda 2 untuk meminta seseorang sebagai juri untuk mengetahui siapa yang benar diantara mereka berdua. Mereka memilih seorang kakek yang dari tadi memperhatikan perdebatan mereka.

      Pemuda 2 : “Jika saya yang benar  4x4 = 14, maka kau harus mau dipukul 10 kali oleh sang kakek”
      Pemuda 1 : “Tapi jika saya yang benar kalau 4x4 = 16 ,kau harus rela dicambuk 20 kali oleh kakek  ” demikian pemuda 1 menjawab dengan sangat yakin tantangan dari pemuda 2.
      Pemuda 2 : “Katakan kakek siapa yang benar diantara kami!”
Ternyata kakek memvonis pukul 10 kali pada pemuda 1 (yang menjawab 16). Pemuda 1 marah dan protes pada sang kakek.
      Sang kakek menjawab : “Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk hawa nafsumu yang mau-maunya membuang waktu demi berdebat dengan orang yang tidak tahu kalau 4x4 = 16”.
Pemuda 1 langsung tertunduk malu dan pergi tanpa sepatah kata pun.

notes Seringkali kita menghadapi situasi beda pendapat saat menyelesaikan sebuah masalah. Kadangpula perbedaan pendapat itu berujung pada sebuah perdebatan yang justru tak memberikan solusi. Berdebat atau bertengkar untuk hal yang sia sia hanya akan menguras energi secara percuma. Ada saatnya kita diam untuk menghindari perdebatan yang tidak ada gunanya. Ingat! Diam bukan berarti kalah, diam lebih baik daripada berbicara yang tidak ada gunanya.


Terima kasih telah membaca Kisah Renungan Tentang 2 Orang Pemuda, semoga  artikel ini bermanfaat bagi kita semua.



Budayakan komentar setelah membaca.